Melempar Jumrah Hakikat dari Melempar Setan

REPUBLIKA.CO.ID – Pada saat melempar jumrah, hendaklah seorang hujjaj meniatkannya sebagai wujud kepatuhan mutlak kepada perintah Allah SWT, dengan menampakkan penghambaan diri sepenuhnya, dan melaksanakannya semata-mata demi ketaatan kepada-Nya, tanpa keikutsertaan akal dan perasaan hati di dalamnya.

Selain itu, niatkan juga untuk mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS. Saat iblis tampil di hadapannya di tempat itu, dan berusaha memasukkan keraguan dalam hati Ibrahim tentang hajinya, atau mendorongnya untuk membangkang terhadap Tuhannya.

Maka Allah SWT memerintahkannya agar melempari iblis dengan batu-batu, demi mengusirnya dan memupuskan harapannya. Dan sekiranya terlintas dalam pikiran bahwa setan memang menampakkan dirinya di hadapan Ibrahim AS pada waktu itu, sehingga ia sempat melemparinya.

”Setan tak mungkin menampakkan diri dihadapanku,” begitu mungkin yang terlintas dalam hati Nabi Ibrahim AS. Ketahuilah, bahwa pikiran seperti itu, pasti berasal dari setan juga. Iblislah yang menghunjamkannya ke dalam hati agar niat untuk melempar jumrah melemah.

Terbayang dalam diri Ibrahim AS bahwa perbuatan melempar itu adalah sesuatu yang tak ada faedahnya, tak ubahnya seperti mainan belaka. ”Untuk apa kiranya aku menyibukkan diri dengannya?” begitu mungkin yang dibisikkan ke dalam hati .

Seorang hujjaj membuang jauh-jauh pikiran seperti itu. Ia harus bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam melakukan pelemparan jumrah demi menghinakan setan terkutuk.

Ketahuilah, secara lahiriah memang melemparkan batu-batu ke arah jumrah, namun pada hakikatnya, melempari wajah setan dengannya dan mematahkan tulang punggungnya. Sebab, takkan tercapai upaya menghinakannya kecuali dengan ketaatan melaksanakan perintah Allah SWT. Semata-mata karena hal itu adalah perintah-Nya, tanpa keikut­sertaan akal maupun perasaan hati di dalamnya.

Redaktur: Chairul Akhmad

Reporter: Hannan Putra

Sumber: Rahasia Haji dan Umrah oleh Abu Hamid Al-Ghazali

1 komentar:

  1. betul sekali mas, keingin besar sekali mau naik haji, tapi masih sampai dan belum mampu biayanya

    BalasHapus